Yuk ke Bandung: Simbol-Simbol Promosi Destinasi Pariwisata Bandung dalam Film “Dilan 1990”

  • Willionel Dhimas Fernando Universitas Padjadjaran
Keywords: Keywords: film-induced tourism, tourism promotion, film, Bandung

Abstract

Dilan 1990 merupakan film yang rilis pada tahun 2018 dan menempatkan kota Bandung sebagai setting utamanya. Film ini menceritakan kisah cinta antara Dilan dan Milea. Tanpa disadari, ada banyak simbol yang mewakili pariwisata Bandung. Sehingga diperlukan penelitian yang komprehensif untuk mengkaji permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretatif dan menggunakan teori semiotika dan pariwisata yang diinduksi film. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa simbol pariwisata kota Bandung diwujudkan dalam tiga bentuk daya tarik, yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional, dan daya tarik. Daya tarik rasional digambarkan dalam bentuk alam kota Bandung, batagor, dan Warung Bi Eem. Daya tarik emosional digambarkan melalui tempat-tempat terkenal dan bersejarah di Bandung. Daya tarik moral digambarkan dalam simbol-simbol kekerasan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Audina, R., & Atnan, N. (2019). Peran Bandung Creative Hub dalam membangun City Branding Kota Bandung sebagai Kota Kreatif. E-Proceeding of Management, 6(1), 1722–1733.

Busbby, G., & Klug, J. (2001). Movie-induced tourism: The challenge of measurement and others issues. Journal of Vacation Marketing2, 7(4).

Cai, X. (2002). Cooperative branding for rural destinations. Annals of Tourism Research, 29(3), 720–742.

Chariri, A. (2009). Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif. Laboratorium Pengembangan Akuntasi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 1–27.

Faridatin, N. (2016). Kota Gresik sebagai Kota Santri “Implikasi sebagai city branding.” Thaqofiyyat: Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 17(1), 107–121.

Hamdani, A. (2016). Strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui film Erau Kota Raja dalam promosi pariwisata. EJournal Ilmu Komunikasi, 4(3), 320–332.

Handayani, C. D. (2019). Kembali terlibat dalam film Dilan, Ridwan Kamil ungkap alasan dan keseruannya. Tabloidbintang.Com.

Haryati, H., & Mustafa, M. (2020). Analisis semiotika kekerasan dalam film Dilan 1990. Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi, 2(2), 88–98.

Hidayat (Produser) & Bustami & Baiq (Sutradara). (2018). Dilan 1990. Indonesia: Max Pictures

Hudson, S., & Ritchie, J. B. (2005). Film tourism and destination marketing: The case of Captain Corelli’s Mandolin. Journal of Vacation Marketing, 12, 256–268.

Imanjaya, E., & Kusumawardhana, I. (2016). Film tourism Indonesian style: The cases of the Laskar Pelangi and Eat Pray Love. Journal of Communication Studies, 3(2), 9–27.

Jannah, B., Arifin, Z., & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh City Branding dan City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Banyuwangi. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 17(1), 1–7.

Juškelytė, D. (2019). Film induced tourism: Destination image formation and development. Regional Formation and Development Studies, 19(2), 24–67.

Kasapi, I., & Cela, A. (2017). Destination branding: A review of the city branding literature. Mediterranean Journal of Social Sciences, 8(4), 129–142.

Kavaratzis, M., & Ashwart, G. (2005). City branding: An effective assertion of identity or a transitory marketing. Journal of Place Branding, 2(3), 183–194.

KSMTOUR.COM. (n.d.). Batagor H. Isan kering di luar lembut di dalam. KSMTOUR.COM.

Ligiarti, A. A. (2019). Representasi Kota Bandung dalam film Dilan 1990. Universitas Padjadjaran.

Lukitasari, R. (2019). Penguatan reputasi makanan Padang: Simbol promosi wisata gastronomi dalam film Tabula Rasa. JUMPA, 6(1), 1–24.

Lukitasari, R., & Putra, I. N. D. (2017). Bujukan berwisata ke Bali: Simbol-simbol promosi pariwisata film “Eat, Pray, Love.” JUMPA, 3(2), 323–338.

Maulasena, M. F. (2021). Pengaruh film Dilan 1990 terhadap minat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dalam masa pandemi Covid-19 dengan moderasi perceived risk. Universitas Pertamina.

Mulyadi, R. M., & Sunarti, L. (2019). Film induced tourism dan destinasi wisata di Indonesia. Metahumaniora, 9(3), 340–356.

Purwasito, A. (2006). Semiologi komunikasi. Mediator Jurnal Komunikasi, 7(1), 27–34.

Reddoors.com. (2019). 6 lokasi syuting film Dilan 1990 di Bandung. Reddoors.Com.

Saltık, I. A., Yesim, C., & Me, K. (2011). Film-induced tourism: Benefits and challenges for destination marketing. European Journal of Tourism, 4(1), 44–54.

Sobur, A. (2006). Semiotika komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.

Suprapto, T. (2011). Pengantar ilmu komunikasi dan peran manajemen dalam komunikasi. CAPS.

Sya’dian, T. (2015). Analisis semiotika pada film Laskar Pelangi. Jurnal Proporsi, 1(1), 51–63.

Taqiyya, H. (2011). Analisis semiotik terhadap film In The Name of God. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Trueman, M., Klemm, M., & Giroud, A. (2004). Can a city communicate? Bradford as a corporate brand, Corporate Communications. An International Journal, 9(4), 317–330.

UPI, H. (2015). Bandung, perpaduan sejarah dan mode. Berita Portal Universitas Pendidikan Indonesia.

Wonga, D. (2018). Tak banyak yang tahu. Ini fakta unik jaket jeans yang dikenakan Dilan dalam film Dilan 1990. POS-KUPANG.COM.

Published
2022-04-07
How to Cite
Fernando, W. (2022). Yuk ke Bandung: Simbol-Simbol Promosi Destinasi Pariwisata Bandung dalam Film “Dilan 1990”. JURNALISTRENDi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN, 7(1), 86-97. https://doi.org/10.51673/jurnalistrendi.v7i1.935